Mahkota Dewa ??? What is it ???



Do you know what is Mahkota Dewa? Em… mungkin bagi Anda yang baru mengenal dan mendengar kata – kata ini, mungkin akan terasa asing. Namun, sebaliknya jika Anda sering mendengar kata – kata ini, tentunya sudah tidak asing lagi. Mahkota Dewa, sebenarnya apa sih? Apakah sebuah mahkota yang dimiliki oleh para dewa ataukah….? Mau tau lebih lanjut tentang mahkota dewa, so jangan bosen – bosen baca pembahasan selanjutnya ya…!!!
Mahkota Dewa sebenarnya apa sih? Mahkota dewa adalah sejenis tanaman asli Indonesia dengan habitat asalnya dari Papua. Namun, kini tanaman tersebut telah menjalar kemana – mana. Sebagian ahli botani menamakan mahkota dewa berdasarkan tempat asalnya, yaitu Phaleria papuana. Namun, berdasarkan ukuran buahnya diberi nama Phaleria macrocarpa. Sebutan tanaman mahkota dewa tak hanya itu saja. Bahkan, ada yang menyebutnya sebagai pusaka dewa, derajat, mahkota ratu, mahkota raja, trimahkota. Di Jawa Tengah, orang – orang menyebutnya dengan nama makuto dewo, makuto rojo, atau makuto ratu. Sedangkan orang Banten menyebutnya obat raja. Adapun penamaan tersebut karena pohon mahkota dewa mampu mengobati berbagai penyakit.

Dari penelitian ilmiah menyebutkan bahwa mahkota dewa memiliki kandungan kimia yang kaya. Namun, hal itu belum dapat terungkap semuanya. Dalam daun dan kulit buahnya terkandung alkaloid, saponin, dan flavonoid. Selain itu, di dalam daunnya juga terkandung polifenol. Seorang ahli farmakologi dari Fakultas kedokteran UGM, dr.Regina Sumastuti, berhasil membuktikan bahwa mahkota dewa mengandung zat antihistamin. Zat tersebut merupakan penangkal alergi. Dengan demikian, dari sudut ilmiah, mahkota dewa bisa menyembuhkan aneka penyakit alergi yang disebabkan histamine, seperti biduren, gatal – gatal, selesma, dan sesak napas. Sementara itu, Dra. Vivi Lisdawati, MSi. Apt. menemukan bahwa mahkota dewa juga mengandung senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan sel hela (kanker rahim). Selain itu, ekstrak tanaman tersebut memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan sel leukemia sampai 50%, setelah masa inkubasi 48 jam. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa adanya potensi antioksidan dan antikanker dari ekstrak daging buah mahkota dewa.
Wah, ternyata tanaman mahkota dewa ini sangat banyak manfaatnya ya? Trus bagaimana kira – kira pemanfaatan mahkota dewa tersebut? Apakah langsung dimakan buahnya? Ataukah…. Mau tau kelanjutannya, yuk lanjutkan bacanya…
Ternyata, untuk memanfaatkan mahkota dewa tidaklah mudah lho! Bagaimana tidak? Buah mahkota dewa tidak boleh langsung dimakan begitu saja apabila ingin dimanfaatkan sebagai obat. Kira – kira kenapa ya? Ternyata, akibat yang akan ditimbulkan cukup serius jika buah mahkota dewa langsung dimakan tanpa diolah terlebih dahulu. Di Depok pernah ada yang mencoba memakan buahnya begitu saja. Hasilnya, orang tersebut langsung mabuk. Di Yogyakarta, pernah ada yang mencoba menelan bijinya mentah – mentah, hasilnya dia merasakan tubuhnya sangat panas, seperti terbakar api, dan buang – buang air terus – menerus. Namun, setelah tidur, keesokan harinya, tubuhnya terasa sangat segar. Memang, hanya orang – orang tertentu yang tidak bermasalah dalam mengonsumsi buah mahkota dewa mentah – mentah.
Dalam kenyataannya, pemanfaatan mahkota dewa bisa dilakukan dalam dua bentuk, yaitu: Pertama, dalam bentuk tidak diolah atau dimakan langsung mentah – mentah, seperti memakan jambu biji. Ada pula yang mencolekkannya dengan sambal. Namun, pemanfaatan seperti ini sangat berbahaya. Adapun efek sampingnya cukup serius. Dari luka – luka di bibir dan mulut, mati rasa di lidah, sampai mabuk, dan keracunan. Oleh karena itu, pemanfaatan dengan cara seperti ini sangat tidak dianjurkan.
Kedua, dalam bentuk sudah diolah menjadi ramuan – ramuan. Adapun ramuan – ramuan ini dikombinasikan dengan ramuan dari tanaman obat lain atau dengan obat – obatan modern dari dokter, bisa juga tidak. Pengombinasian dengan ramuan atau obat lain sangat bagus dalam upaya saling melengkapi. Dalam bentuk ramuan, mahkota dewa bisa dimanfaatkan untuk menyembuhkan aneka penyakit, dari penyakit ringan sampai penyakit berat. Pemakaian ramuan ini tidak seperti sulap yang langsung begitu saja. Namun, harus meminum beberapa kali. Bahkan, untuk penyakit yang sangat kronis, harus berturut – turut secara teratur. Namun, perlu diingat, dosis yang tepat juga harus diperhatikan karena jika terjadi overdosis atau melampaui dosis yang dianjurkan, maka efek yang tidak diharapkan pun bisa muncul. Dalam pengobatan, semua jenis obat pasti memiliki batas toleransi maksimal dalam pemakaian.
Nah, demikian tadi sekelumit paparan yang bisa saya sampaikan. Semoga dapat bermanfaat…
Referensi :
Harmanto, Ning. 2004. Mahkota Dewa Obat Pusaka Para Dewa. Jakarta : PT Agromedia Pustaka.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

0 komentar:

Posting Komentar

Sharing Education