Tugas-Tugas Perkembangan Remaja

Tugas-tugas perkembangan remaja adalah sikap dan perilaku dirinya sendiri dalam menyikapi lingkungan di sekitarnya. Perubahan yang terjadi pada fisik maupun psikologisnya menuntut anak untuk dapat menyesuaikan diri dalam lingkungan dan tantangan hidup yang ada dihadapannya.
Tugas-tugas perkembangan pada masa remaja yang disertai oleh berkembangnya kapasitas intelektual, stres dan harapan-harapan baru yang dialami remaja membuat mereka mudah mengalami gangguan baik berupa gangguan pikiran, perasaan maupun gangguan perilaku. Stres, kesedihan, kecemasan, kesepian, keraguan pada diri remaja membuat mereka mengambil resiko dengan melakukan kenakalan (Fuhrmann, 1990).
A.    TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA PADA UMUM NYA
Menurut Karl C.Garrison (dalam al-mighwar) ada 6 kelompok pembagian tugas perkembangan yang berbeda yaitu :
1.       Menerima Keadaan Jasmani
Pada periode pra-remaja(periode pubertas), anak tumbuh cepat yang mengarahkannya pada bentuk orang dewasa. Pertumbuhan ini diiringi juga oleh perkembangan sikap dan citra diri. Mereka memiliki gambaran diri seolah-olah sebagai model pujaannya. Remaja wanita biasanya sering mendambakan wajahnya secantik bintang film pujaannya, sementara remaja laki-laki sering berkhayal menjadi seorang pahlawan pujaannya. Mereka sering membandingkan dirinya dengan teman-teman sebayanya, sehingga akan cemas bila kondisinya tidak seperti model pujaannya atau teman-teman sebayanya. Pada masa remaja, hal itu semakin berkurang, dan mereka mulai menerima kondisi jasmaninya, serta memelihara dan memanfaatkannya seoptimal mungkin.
2.      Memperoleh Hubungan Baru dan Lebih Matang dengan Teman Sebaya Antara Dua Jenis Kelamin
Kematangan seksual yang dicapai sejak awal masa remaja mendorong remaja untuk menjalin hubungan social, terutama dengan lawan jenis. Remaja diharapkan bisa mencari dan mendapatkan teman baru yang berlainan jenis. Mereka ingin mendapat penerimaan dari kelompo teman sebaya lawan jenis ataupun sesame jenis agar merasa dibutuhkan dan dihargai.kematangan fisik dan psikis banyak mempengaruhi penerimaan teman-teman sekelompok remaja dalam pergaulannya. Tanpa penerimaan teman sebaya, dia akan mengalami berbagai gangguan perkembangan psikis dan social, seperti membentuk geng sendiri yang berperilaku mengganggu orang lain.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

PERKEMBANGAN FISIK MASA DEWASA MADYA

Rentang usia dewasa madya atau yang disebut juga usia setengah baya pada umumnya berkisar antara usia 40 - 60 tahun, dimana pada usia ini ditandai dengan berbagai perubahan fisik maupun mental (Hurlock, 1980:320).
Masa usia dewasa madya diartikan sebagai suatu masa menurunnya keterampilan fisik dan semakin besarnya tanggung jawab, suatu periode dimana orang menjadi sadar akan polaritas muda-tua dan semakin berkuranggya jumlah waktu yang tersisa dalam kehidupan, suatu masa ketika orang mencapai dan mempertahankan kepuasan dalam karier, dan suatu titik ketika individu berusaha meneruskan suatu yang berarti pada generasi berikutnya.
PERKEMBANGAN FISIK 
Menurut Hurlock (1980), baik pria maupun wanita selalu terdapat ketakutan, dimana penampilannya pada masa ini akan menghambat kemampuannya untuk mempertahankan pasangan mereka, atau mengurangi daya tarik lawan jenis.
Selain itu, sebuah penelitian dalam Nowark (1977) sebagaimana yang dikutip oleh Jhon F. Santrock (1995), menemukan bahwa perempuan berusia dewasa madya lebih memfokuskan perhatiannya pada daya tarik wajah dari pada perempuan yang lebih muda atau tua. Dalam penelitian ini, wanita dewasa madya lebih mungkin menganggap tanda-tanda penuaan sebagai pengaruh negatif terhadap penampilan fisiknya.
Beberapa perubahan fisik yang terjadi pada masa dewasa madya antara lain:
1.       Timbulnya Uban.
2.       Kulit mulai keriput.
3.       Gigi yang menguning.
4.       Tubuh semakin lama semakin pendek karena otot-otot melemah.
5.       Punggung orang dewasa melemah kerena piringan sendi di tulang belakang mengalami penurunan.
6.       Tulang-tulang bergeser lebih dekat antara yang satu dengan yang lainnya.
7.       Sulit melihat objek-objek yang dekat. Daya akomondasi mata, kemampuan untuk memfokuskan dan mempertahankan gambar pada retina mengalami penurunan paling tajam pada usia 40 dan 59 tahun.
8.       Penurunan pada sensitivitas pendengaran.
9.       Menopause. pada usia dewasa madya ini mereka akan mengalami periode menopaose, dimana pada periode ini haid dan kemampuan bereproduksi akan berhenti secara keseluruhan, sehingga dapat menyebabkan gejala yang tidak menyenangkan bagi wanita, seperti hot flushses, mual, letih, dan cepatya denyut jantung. hal ini disebabkan oleh menurunnya produksi hormon estrogen oleh indung telur.
10.   Penurunan kebugaran fisik. masalah kesehatan utama pada masa dewasa madya antara lain penyakit kanker, kardivaskuler, dan obesita.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

INDIVIDU SEBAGAI KESATUAN BERBAGAI KARAKTERISTIK

A.    Pengertian Individu Sebagai Satu Kesatuan
Untuk memahami karakteristik individu secara umum, perlu terlebih dahulu dipahami apa yang dimaksud dengan individu itu. Individu merupakan satu kesatuan aspek fisik/jasmani dan psikis/sohani/jiwa yang tidak dapat dipisahkan. Fisik/jasmani merupakan aspek yang bersifat kasat mata, kongkrit dapat diamati dan tidak kekal, sedangkan psikis/rohani/jiwa merupakan aspek yang bersifat abstrak, immaterial, tidak dapat diamati dan kekal.

Plato membagi jiwa maenjadi tiga aspek kekuatan (trikhotomi), yaitu :
1.      Pikir atau kognisi berlokasi di kepala.
2.      Kehendak berlokasi di dada
3.      Keinginan berlokasi di perut.
Sedangkan Aristoteles membagi jiwa menjadi dua aspek (dikhotomi), yaitu :
1.      Kognisi (gejala mengenal), berpusat di perut.
2.      Konasi (gejala menghendaki), berpusat pada kemauan.
Pandngan para filosuf tentang aspek jasmani dan rohani dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1.      Antara jasmani dan rohani itu merupakan suatu kesatuan sehingga tidak dapat dibagi/dipisahkan sama sekali atau dikenal dengan pandangan monisme.
2.      Meskipun disadari bahwa aspek jasmani dan rohani amerupakan satu kesatuan, tetapi antara jasmani dan rohani itu dapat berdiri sendiri atau dikenal dengan pandangan dualisme.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

Sharing Education