Masa
remaja diwarnai dengan dimuali terbentuknya kelompok-kelompok sosial
kecil yang anggotanya dari remaja-remaja sebaya yang memlikiki kedekatan
khusus. Hal ini diwujudkan dalam bentuk geng-gengan kecil yang
diantaranya anggotanya memiliki kesetiya kawanan yang cukup kuat.
Keadaan ini menunjukkan adanya bentuk hubungan sosial yang intensif di
kalangan remaja.
Remaja sebagai bagian warga masyarakat yang merupakan generasi muda penerus bangsa, memiliki kesmpatan besar untuk memulai sesuatu dengan hubungn sosial yang baik dalam bentuk kehidupan sosial yang di landasi persahabatan di masa mendatang. Namun kadang kala usia kelompok yang dibentuk remaja hanyalah berlangsung sejenak. Meskipun demikian, hal ini merupakan pertanda bahwa manusia sebagai mahluk sosial tidak dapat terlepas dari orang lain. Interaksi sosial yang terjadi di kalangan remaja merupakan puncak perkembangan rasa sosial yang terjadi pada diri sesorang karena pada masa remja ini hubungan sosial yang terbentuk bertujuan untuk memperolah hubunga atau relasi baru yang lebih erat dalam kehidupan antar remaja. Keterikatan remaja dengan hubungan sosialnya pada umumnya sangatlah tinggi sehingga sering kali anak cenderung memilih mengikuti kegiatan kelompoknya dari pada kegiatan yang diselenggarakan keluarganya.
Keadaan itu menunjukan bahwa remaja mulai melepaskan diri dari ikatan keluarga dan memulai kehidupan sosialnya yang baru terlepas dari pengaruh ikatan keluarga. Dalam kelompok sosialnya akan memilih seseorang iduvidu yang bebas. Secara demokerasi pula, kelompoknya akan memilih berlangsung alamiah tanpa formalitas. Hali inilah yang menjadi pemicu kenapa seorang induvidu memilih kelompoknya dari pada keluarganya, yaitu karena di dalam kelompoknya ia diakui sebagai seorang induvidu yang bebas tanpa ikatan, sedangkan di adalam keluarganya ia tidak dapat memerankan perannya di luar kodrat yang disandangnya sebagai anak yang harus tunduk pada orang tua. Di dalam kelompok, pengakuan superioritas seseorang tidak didasarkan pada keturunan ataupun unsur senioritas, melainkan semata karena potensi pribadi yang muncul dalam bentuk pengaruh terhadap teman-teman dalam kelompoknya. Maka tidak mengherankan jika seorang anak yang dalam keluarganya dapat tidak berperan sama sekali, namun dalam lingkuangan kelompok sosialnya dianggap sebagai ketua yang cukup disegani dan diakui keberadaannya. Eratnya kelompok sosial berkaitan dengan hal-hal berikut.
1. Adanya rasa ikut saling memiliki suatu kelompok sosial yang ada di dalam diri anggotanya sehingga setiap anggota secara sadar merasa perlu untuk tetap menjaga keutuhan dan keberadaan kelompok.
2. Terjalinnya ketrikatan emosional dengan sesama anggota kelompok. Hal ini dilandasi oleh adanya kebutuhan untuk memperoleh perhatian yang dapat ditemukan dalam kelompok. Hal ini dapat terjadi karena kehadiran setiap anggota kelompok saling diperhatikan. Jika ada salah satu angggota yang tidak tampak hadir, mereka saling mencari sehingga kelompok saling terbentuk.
3. Jalinana hubungan sosial yang dilandasi oleh kebutuhan pribadi yang sifatnya emosional, di mana dalam kelompok sosial ini, setiap anggotanya memiliki media yang dirasa tepat bagi tempat mencurahkan segenap emosinya.
Hubungan antara pribadi dan remaja dilandasi oleh nilai-nilai sosial dan prilaku sosial yang berkaitan erat dengan tugas perkembangan masa remaja. Dalam hal ini, induvidu yang terlibat bukan sekedar sebagai objek, melainkan sekaligus segai subjek sehingga induvidu dalam kelompok sosial tersebut tidak hanya diatur oleh suatu nilai sosial melainkan ikut membentuk nilai sosial yang berlaku dalam kelompoknya. Dengan demikian, ia tidak saja ditunut untuk melakukan prilaku sosial tertentu, melainkan juga menentukan prilaku sosial yang harus di lakukan dalam kelompoknya. Oleh karena itu, dalam setiap kelompok sosial cenderung memiliki pola prilaku yang berbeda dengan kelompok sosial lainnya.
Adapun beberapa nilai sosial yang terdapat didalam hubungan anatara pribadi meliputi:
1. Rasa ikut memiliki kelompok;
2. Adanya keterikatan emosional pada angota kelompok;
3. Hasrat untuk mengespresikan diri;
4. Kebutuhan akan mempertahankan kelompoknya;
5. Kebutuhan untuk dihargai;
6. Kebutuhan untuk selalu ada hadir dalam kelompoknya;
7. Keinginan memperoleh setatus;
8. Hasrat mencintai;
9. Hasrat dicintai, dan
10. Adanya wewenang dan kekuasaan.
Remaja sebagai bagian warga masyarakat yang merupakan generasi muda penerus bangsa, memiliki kesmpatan besar untuk memulai sesuatu dengan hubungn sosial yang baik dalam bentuk kehidupan sosial yang di landasi persahabatan di masa mendatang. Namun kadang kala usia kelompok yang dibentuk remaja hanyalah berlangsung sejenak. Meskipun demikian, hal ini merupakan pertanda bahwa manusia sebagai mahluk sosial tidak dapat terlepas dari orang lain. Interaksi sosial yang terjadi di kalangan remaja merupakan puncak perkembangan rasa sosial yang terjadi pada diri sesorang karena pada masa remja ini hubungan sosial yang terbentuk bertujuan untuk memperolah hubunga atau relasi baru yang lebih erat dalam kehidupan antar remaja. Keterikatan remaja dengan hubungan sosialnya pada umumnya sangatlah tinggi sehingga sering kali anak cenderung memilih mengikuti kegiatan kelompoknya dari pada kegiatan yang diselenggarakan keluarganya.
Keadaan itu menunjukan bahwa remaja mulai melepaskan diri dari ikatan keluarga dan memulai kehidupan sosialnya yang baru terlepas dari pengaruh ikatan keluarga. Dalam kelompok sosialnya akan memilih seseorang iduvidu yang bebas. Secara demokerasi pula, kelompoknya akan memilih berlangsung alamiah tanpa formalitas. Hali inilah yang menjadi pemicu kenapa seorang induvidu memilih kelompoknya dari pada keluarganya, yaitu karena di dalam kelompoknya ia diakui sebagai seorang induvidu yang bebas tanpa ikatan, sedangkan di adalam keluarganya ia tidak dapat memerankan perannya di luar kodrat yang disandangnya sebagai anak yang harus tunduk pada orang tua. Di dalam kelompok, pengakuan superioritas seseorang tidak didasarkan pada keturunan ataupun unsur senioritas, melainkan semata karena potensi pribadi yang muncul dalam bentuk pengaruh terhadap teman-teman dalam kelompoknya. Maka tidak mengherankan jika seorang anak yang dalam keluarganya dapat tidak berperan sama sekali, namun dalam lingkuangan kelompok sosialnya dianggap sebagai ketua yang cukup disegani dan diakui keberadaannya. Eratnya kelompok sosial berkaitan dengan hal-hal berikut.
1. Adanya rasa ikut saling memiliki suatu kelompok sosial yang ada di dalam diri anggotanya sehingga setiap anggota secara sadar merasa perlu untuk tetap menjaga keutuhan dan keberadaan kelompok.
2. Terjalinnya ketrikatan emosional dengan sesama anggota kelompok. Hal ini dilandasi oleh adanya kebutuhan untuk memperoleh perhatian yang dapat ditemukan dalam kelompok. Hal ini dapat terjadi karena kehadiran setiap anggota kelompok saling diperhatikan. Jika ada salah satu angggota yang tidak tampak hadir, mereka saling mencari sehingga kelompok saling terbentuk.
3. Jalinana hubungan sosial yang dilandasi oleh kebutuhan pribadi yang sifatnya emosional, di mana dalam kelompok sosial ini, setiap anggotanya memiliki media yang dirasa tepat bagi tempat mencurahkan segenap emosinya.
Hubungan antara pribadi dan remaja dilandasi oleh nilai-nilai sosial dan prilaku sosial yang berkaitan erat dengan tugas perkembangan masa remaja. Dalam hal ini, induvidu yang terlibat bukan sekedar sebagai objek, melainkan sekaligus segai subjek sehingga induvidu dalam kelompok sosial tersebut tidak hanya diatur oleh suatu nilai sosial melainkan ikut membentuk nilai sosial yang berlaku dalam kelompoknya. Dengan demikian, ia tidak saja ditunut untuk melakukan prilaku sosial tertentu, melainkan juga menentukan prilaku sosial yang harus di lakukan dalam kelompoknya. Oleh karena itu, dalam setiap kelompok sosial cenderung memiliki pola prilaku yang berbeda dengan kelompok sosial lainnya.
Adapun beberapa nilai sosial yang terdapat didalam hubungan anatara pribadi meliputi:
1. Rasa ikut memiliki kelompok;
2. Adanya keterikatan emosional pada angota kelompok;
3. Hasrat untuk mengespresikan diri;
4. Kebutuhan akan mempertahankan kelompoknya;
5. Kebutuhan untuk dihargai;
6. Kebutuhan untuk selalu ada hadir dalam kelompoknya;
7. Keinginan memperoleh setatus;
8. Hasrat mencintai;
9. Hasrat dicintai, dan
10. Adanya wewenang dan kekuasaan.
PENERAPAN NILAI DAN PERILAKU SOSIAL REMAJA
Remaja tidak hanya menjalin hubungan sosial dengan teman sebayanya. Namun remaja juga menjalin hubungan sosial diluar kelompok sebayanya, antara lain menjalin pergaulan dilingkungan masyarakat dan lingkungan keluarga.
Dalam pergaulan di lingkungan masyarakat , seorang remaja dituntut untuk menampilkan prilaku yang sesuai dengan norma sosial yang berlaku di masyarakat. Perilaku sosial tersebut berkaitan erat dengan tugas perkembangan jenisnya yang meliputi:
1. Berani mengambil keputusan untuk diri sendiri maupun untuk orang lain;
2. Mampu memberikan control pada diri sendiri maupun kelompok sosialnya;
3. Berperilaku sesuai dengan jenis kelaminnya;
4. Mampu mengembangkan toleransi sosial dalam bentuk tenggang rasa;
5. Mampu memimpin dan dipimpin dalam kelompok sosialnya, serta
6. Menerima tanggung jawab sosial yang diberikan kepadanya.
Dalam llingkungan keluarga, remaja melakukan interaksi sosial yang efektif dengan anggota keluarga. Interaksi sosial inilah yang menentukan arah dan sifat sosial remaja di dalam kehidupan masyarakat luas. Munculnya kekuatan dan kelemahan yang ada pada seseorang bersumber dari lingkungan keluarganya karena dalam lingkungan keluargalah seorang anak mengawali kehidupannya dan menerima proses sosiallisasi yang pertama dalam hidupnya. Demikian juga peranan remaja sesuai jenis kelaminnya, di awali dengan kehidupan keluarga. Keluarga membiasakan mendidik anak perempuan untuk mengerjakan perkerjaan ibu rumah tangga, sedangkan anak laki-laki cenderung dilatih untuk mengenal perkerjaan yang sifatnya banyak menguras energi dengan mengandalkan kekuatan fisik.
Setelah anak memasuki usia remaja, banyak orang tua yang kewalahan dengan perubahan yang terjadi pada anaknya, dimana memasuki masa remaja, perubahan besar terjadi pada pola perilaku dan pola pemikiran anak. Anak yang semuala penurut mulai menunjukkan perilaku yang bagi orang tuanya merupakan bentuk perilaku yang asing. Tidak jarang perubahan ini tidak dapat diterima orang tua sehingga menimbulkan konflik anatara orang tua dan anak. Hal ini disebabkan karena pola pemikiran orang tua yang tidak selaras dengan perkembangan anak.
Terjadinya konflik anatara anak dan orang tua yang disebabkan oleh perubahan fisik maupun pifiskis pada remaja perlu dipahami oleh orang tua sehingga konflik tidak berlanjut menjadi kesalahpahaman yang memperburuk hubungan orang tua dan anak, khususnya mengenai perkembangan anak selanjutnya. Dalam keadaan ini, peranan orang tua untuk bertindak bijak sana sangatlah diperlukan.
Ketidak puasan anak dalam konfilk dengan orang tua pada umumnya disalurkan dalam kehidupan kelompok sosialnya. Anak-anak yang merasa senasib berkumpul dan menuangkan rasa ketidak puasannya dalam bentuk perilaku yang cenderung emosional dan melawan norma sosial yang dianggap sebagai hal yang kolot.
Munculya kenakalan remja di lingkuan masyarakat lebih banyak dipicu dari situasi kehidupan keluarga. Hubungan anak dengan orang tua yang tidak harmonis berakibat anak tidak meras betah di rumah, dan merasa mendapatkan tempat diluar rumah. Kenakalan remaja menjadi meresahkan masyarakat karena perilaku remaja yang tidak sesuai denga norma sosial yang berlaku. Para remaja merasa memiliki niali dan norma sosial yang berbeda dengan nilai dan norma yang berlaku di lingan masyarakat. Misalnya, anak mulai merubah penampilannya dan keberadaannya yang tidak sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku. Hal ini bukan sekedar tampil beda atau menerik perhatian, melainkan sebagai bentuk perhujudan perasaan yang terpendam dalam diri remaja.
Dalam masyarakt, keberadaan remaja mendapat perhatian secra khusus dengan dibentuknya lembaga kemasyarakatan yang disebut karang taruna. Dengan dibentuknya karang taruna, diharpakan remaja mendapatkan tempat untuk menyalurkan kehidupan sosialnya berkaitan dengan kehidupannya yang sebagai anggota masyarakat. Melalui karang taruna ini, remaja diberikan kesempatan untuk melakukan aspirasinya dan mengembangkan interaksi sosialnya secara terarah demi kemajuan daerah. Pada umumnya, karang taruna merupakan wadah untuk mendidik remja dan mempersiapkan remaja terjun kemasyarakat.
Beberapa kegiatan karang taruna sebagai berikut:
1. Dalam bidang seni budaya dengan menyalurkan bakat dan minat dalam bidang kesenian dan kebudayaan dengan mengembangkan seni budaya yang di minati remaja di lingkungan daerah pemukiman tersebut. Misalnya, kelompok band,kelompok teater, dan kelompok seni lainnya.
2. Dalam bidang kerohanian mengarahkan remaja dalam bidang pengamalan ajaran agama yang dibimbing dalam lingkungan tempat peribadatan yang ada di daerah tersebut.
3. Dalam bidang sosial kemasyarakatan dengan mengarahkan remaja untuk turut ambil bangain dalam pengabdian masyarakat misalnya, kegiatan membantu pelaksanaan hajatan dan kegiatan kerja bakti kampung.
4. Dalam bidang ekonomi mengarahkan remaja untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan perekonomian. Misalnya, mendirikan koperasi khusus remaja, membuka bengkel kerja, ataupun usaha bidang ekonomi lainnya yang dikelola oleh anggota karang taruna.
Partisipasi remaja dalam kegiatan merupakan bentuk penyaluran bakat dan minat yang ada pada remaja, sekaligus sebgai mendia remaja dalam bentuk identitas dirinya sebagai generasi penerus yang pontensial. Keberadaan karang taruna juga merupakaan filter bagi kemungkinan masuknya pengaruh negatif yang meracuni remaja sehingga dapat menekan terjadinya tindak kenakalan dikalangan remaja, khususnya didaerah tersebut.
Melalui karang taruna, peranan sosial remaja ditengah kehidupan masyarakat dapat diarahkan menuju hal-hal yang bermanfaat bagi kelanjutan hidup mereka sebagai warga masyarakat yang bertanggung jawab dan peduli terhadap tanggung jawab sosialnya. Melalui karang taruna pula, remaja di latih untuk mempersiapkan diri menjadi warga masyarakat sekaligus sebagai warga negara yang baik.
Remaja tidak hanya menjalin hubungan sosial dengan teman sebayanya. Namun remaja juga menjalin hubungan sosial diluar kelompok sebayanya, antara lain menjalin pergaulan dilingkungan masyarakat dan lingkungan keluarga.
Dalam pergaulan di lingkungan masyarakat , seorang remaja dituntut untuk menampilkan prilaku yang sesuai dengan norma sosial yang berlaku di masyarakat. Perilaku sosial tersebut berkaitan erat dengan tugas perkembangan jenisnya yang meliputi:
1. Berani mengambil keputusan untuk diri sendiri maupun untuk orang lain;
2. Mampu memberikan control pada diri sendiri maupun kelompok sosialnya;
3. Berperilaku sesuai dengan jenis kelaminnya;
4. Mampu mengembangkan toleransi sosial dalam bentuk tenggang rasa;
5. Mampu memimpin dan dipimpin dalam kelompok sosialnya, serta
6. Menerima tanggung jawab sosial yang diberikan kepadanya.
Dalam llingkungan keluarga, remaja melakukan interaksi sosial yang efektif dengan anggota keluarga. Interaksi sosial inilah yang menentukan arah dan sifat sosial remaja di dalam kehidupan masyarakat luas. Munculnya kekuatan dan kelemahan yang ada pada seseorang bersumber dari lingkungan keluarganya karena dalam lingkungan keluargalah seorang anak mengawali kehidupannya dan menerima proses sosiallisasi yang pertama dalam hidupnya. Demikian juga peranan remaja sesuai jenis kelaminnya, di awali dengan kehidupan keluarga. Keluarga membiasakan mendidik anak perempuan untuk mengerjakan perkerjaan ibu rumah tangga, sedangkan anak laki-laki cenderung dilatih untuk mengenal perkerjaan yang sifatnya banyak menguras energi dengan mengandalkan kekuatan fisik.
Setelah anak memasuki usia remaja, banyak orang tua yang kewalahan dengan perubahan yang terjadi pada anaknya, dimana memasuki masa remaja, perubahan besar terjadi pada pola perilaku dan pola pemikiran anak. Anak yang semuala penurut mulai menunjukkan perilaku yang bagi orang tuanya merupakan bentuk perilaku yang asing. Tidak jarang perubahan ini tidak dapat diterima orang tua sehingga menimbulkan konflik anatara orang tua dan anak. Hal ini disebabkan karena pola pemikiran orang tua yang tidak selaras dengan perkembangan anak.
Terjadinya konflik anatara anak dan orang tua yang disebabkan oleh perubahan fisik maupun pifiskis pada remaja perlu dipahami oleh orang tua sehingga konflik tidak berlanjut menjadi kesalahpahaman yang memperburuk hubungan orang tua dan anak, khususnya mengenai perkembangan anak selanjutnya. Dalam keadaan ini, peranan orang tua untuk bertindak bijak sana sangatlah diperlukan.
Ketidak puasan anak dalam konfilk dengan orang tua pada umumnya disalurkan dalam kehidupan kelompok sosialnya. Anak-anak yang merasa senasib berkumpul dan menuangkan rasa ketidak puasannya dalam bentuk perilaku yang cenderung emosional dan melawan norma sosial yang dianggap sebagai hal yang kolot.
Munculya kenakalan remja di lingkuan masyarakat lebih banyak dipicu dari situasi kehidupan keluarga. Hubungan anak dengan orang tua yang tidak harmonis berakibat anak tidak meras betah di rumah, dan merasa mendapatkan tempat diluar rumah. Kenakalan remaja menjadi meresahkan masyarakat karena perilaku remaja yang tidak sesuai denga norma sosial yang berlaku. Para remaja merasa memiliki niali dan norma sosial yang berbeda dengan nilai dan norma yang berlaku di lingan masyarakat. Misalnya, anak mulai merubah penampilannya dan keberadaannya yang tidak sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku. Hal ini bukan sekedar tampil beda atau menerik perhatian, melainkan sebagai bentuk perhujudan perasaan yang terpendam dalam diri remaja.
Dalam masyarakt, keberadaan remaja mendapat perhatian secra khusus dengan dibentuknya lembaga kemasyarakatan yang disebut karang taruna. Dengan dibentuknya karang taruna, diharpakan remaja mendapatkan tempat untuk menyalurkan kehidupan sosialnya berkaitan dengan kehidupannya yang sebagai anggota masyarakat. Melalui karang taruna ini, remaja diberikan kesempatan untuk melakukan aspirasinya dan mengembangkan interaksi sosialnya secara terarah demi kemajuan daerah. Pada umumnya, karang taruna merupakan wadah untuk mendidik remja dan mempersiapkan remaja terjun kemasyarakat.
Beberapa kegiatan karang taruna sebagai berikut:
1. Dalam bidang seni budaya dengan menyalurkan bakat dan minat dalam bidang kesenian dan kebudayaan dengan mengembangkan seni budaya yang di minati remaja di lingkungan daerah pemukiman tersebut. Misalnya, kelompok band,kelompok teater, dan kelompok seni lainnya.
2. Dalam bidang kerohanian mengarahkan remaja dalam bidang pengamalan ajaran agama yang dibimbing dalam lingkungan tempat peribadatan yang ada di daerah tersebut.
3. Dalam bidang sosial kemasyarakatan dengan mengarahkan remaja untuk turut ambil bangain dalam pengabdian masyarakat misalnya, kegiatan membantu pelaksanaan hajatan dan kegiatan kerja bakti kampung.
4. Dalam bidang ekonomi mengarahkan remaja untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan perekonomian. Misalnya, mendirikan koperasi khusus remaja, membuka bengkel kerja, ataupun usaha bidang ekonomi lainnya yang dikelola oleh anggota karang taruna.
Partisipasi remaja dalam kegiatan merupakan bentuk penyaluran bakat dan minat yang ada pada remaja, sekaligus sebgai mendia remaja dalam bentuk identitas dirinya sebagai generasi penerus yang pontensial. Keberadaan karang taruna juga merupakaan filter bagi kemungkinan masuknya pengaruh negatif yang meracuni remaja sehingga dapat menekan terjadinya tindak kenakalan dikalangan remaja, khususnya didaerah tersebut.
Melalui karang taruna, peranan sosial remaja ditengah kehidupan masyarakat dapat diarahkan menuju hal-hal yang bermanfaat bagi kelanjutan hidup mereka sebagai warga masyarakat yang bertanggung jawab dan peduli terhadap tanggung jawab sosialnya. Melalui karang taruna pula, remaja di latih untuk mempersiapkan diri menjadi warga masyarakat sekaligus sebagai warga negara yang baik.
Sumber referensi:
cowokesepian.multiply.com/reviews/item/29
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
renniefb Says:
sumber penulisan itu pentng bro. mohon jika menulis artikel, anda menyertakan sumber atau referensim, dengan demikian tulisan anda akan menjadi semakin berkualitas.
Posted on 21 April 2017 pukul 19.14
Henyhalilahputri Says:
𝗆𝗄𝗌𝗂𝗁♡
Posted on 8 Maret 2020 pukul 01.01