Pembinaan Kurikulum
Pembinaan kurikulum merupakan upaya atau usaha yang perlu dilakukan agar kurikulum dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Pembinaan kurikulum dilakukan dari tingkat pusat ke tingkat Dinas Provinsi, dilanjutkan ke tingkat Dinas Kabupaten, berlanjut ke Dinas Kota, dan berakhir di tingkat sekolah-sekolah. Pembinaan kurikulum menjadi faktor penting yang dapat mempengaruhi proses pendidikan di suatu negara. Adapun cakupan pembinaan kurikulum yang dilaksanakan dalam pendidikan di Indonesia, yaitu sebagai berikut:
1. Pembinaan Kurikulum Struktural
Pembinaan kurikulum struktural dilaksanakan secara bertahap. Adapun prosedur pelaksanaannya, yaitu pembinaan kurikulum dari Pusat -> Provinsi -> Kab/Kota -> Kecamatan -> Satuan Pendidikan. Akan tetapi, seringkali dalam pelaksanaannya, para tutor yang mengikuti pelatihan di tingkat pusat tidak mampu menurunkan materi yang didapatnya secara baik kepada daerah/provinsi. Hal ini dapat terjadi karena berbagai faktor, seperti faktor kesehatan, kesibukan, prioritas, dan lain sebagainya. Selain itu, pada tahap selanjutnya pun bisa terjadi hal-hal serupa sehingga menimbulkan perbedaan persepsi antar daerah, kab/kota, bahkan antar satuan pendidikan.
Pembinaan kurikulum merupakan upaya atau usaha yang perlu dilakukan agar kurikulum dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Pembinaan kurikulum dilakukan dari tingkat pusat ke tingkat Dinas Provinsi, dilanjutkan ke tingkat Dinas Kabupaten, berlanjut ke Dinas Kota, dan berakhir di tingkat sekolah-sekolah. Pembinaan kurikulum menjadi faktor penting yang dapat mempengaruhi proses pendidikan di suatu negara. Adapun cakupan pembinaan kurikulum yang dilaksanakan dalam pendidikan di Indonesia, yaitu sebagai berikut:
1. Pembinaan Kurikulum Struktural
Pembinaan kurikulum struktural dilaksanakan secara bertahap. Adapun prosedur pelaksanaannya, yaitu pembinaan kurikulum dari Pusat -> Provinsi -> Kab/Kota -> Kecamatan -> Satuan Pendidikan. Akan tetapi, seringkali dalam pelaksanaannya, para tutor yang mengikuti pelatihan di tingkat pusat tidak mampu menurunkan materi yang didapatnya secara baik kepada daerah/provinsi. Hal ini dapat terjadi karena berbagai faktor, seperti faktor kesehatan, kesibukan, prioritas, dan lain sebagainya. Selain itu, pada tahap selanjutnya pun bisa terjadi hal-hal serupa sehingga menimbulkan perbedaan persepsi antar daerah, kab/kota, bahkan antar satuan pendidikan.
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
A. Definisi Keterampilan Menulis
Sebagaimana kita ketahui bahwa menulis merupakan bagian dari keterampilan berbahasa. Dalam kehidupan sehari – hari, keterampilan berbahasa sangat diperlukan karena tanpa adanya bahasa, manusia tidak dapat saling berkomunikasi dengan manusia yang lainnya. Demikian pula keterampilan menulis sangat diperlukan dalam kehidupan.
Menulis merupakan sebuah kemampuan yang dimiliki seseorang yang apabila dilatih sedemikian rupa dapat meningkatkan kemampuan yang dimiliki. Sedangkan keterampilan menulis merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam bidang tulis - menulis untuk menyampaikan gagasan, ide – ide kepada orang lain secara tertulis atau tidak langsung.
Dalam dunia kepenulisan, pengertian keterampilan menulis seringkali menjadi sesuatu yang biasa saja sehingga banyak orang yang tidak memahami pengertian yang sesungguhnya. Hal ini dapat dibuktikan dari kenyataan banyak orang yang menganggap bahwa menulis itu ditentukan karena bakat. Akan tetapi, jika ditelaah lebih mendalam keterampilan menulis bukanlah karena bakat semata.
Dalam kenyataannya, seseorang yang memiliki bakat menulis namun karena tidak pernah berlatih dan mengembangkan bakat tersebut, nantinya bakat menulis tersebut juga tidak dapat tersalurkan. Sebaliknya, jika seseorang yang belum memiliki bakat menulis, namun karena berkemauan keras untuk berlatih menulis, pada akhirnya juga akan dapat memiliki keterampilan menulis.
Dengan demikian, keterampilan menulis adalah keterampilan sendiri yang berarti bahwa seseorang mempunyai kemampuan menulis karena dia terampil dan berkemauan keras untuk berlatih menulis dengan menuangkan gagasan, ide – ide yang dimilikinya melalui sebuah tulisan. Oleh karena itu, pengertian keterampilan menulis adalah kemampuan yang didapat dan dimiliki oleh seseorang setelah melalui proses pelatihan secara intens, khusus dalam bidang menulis. Dengan mengikuti pelatihan atau berlatih secara intens, maka seseorang dapat terampil menulis.
Sebagaimana kita ketahui bahwa menulis merupakan bagian dari keterampilan berbahasa. Dalam kehidupan sehari – hari, keterampilan berbahasa sangat diperlukan karena tanpa adanya bahasa, manusia tidak dapat saling berkomunikasi dengan manusia yang lainnya. Demikian pula keterampilan menulis sangat diperlukan dalam kehidupan.
Menulis merupakan sebuah kemampuan yang dimiliki seseorang yang apabila dilatih sedemikian rupa dapat meningkatkan kemampuan yang dimiliki. Sedangkan keterampilan menulis merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam bidang tulis - menulis untuk menyampaikan gagasan, ide – ide kepada orang lain secara tertulis atau tidak langsung.
Dalam dunia kepenulisan, pengertian keterampilan menulis seringkali menjadi sesuatu yang biasa saja sehingga banyak orang yang tidak memahami pengertian yang sesungguhnya. Hal ini dapat dibuktikan dari kenyataan banyak orang yang menganggap bahwa menulis itu ditentukan karena bakat. Akan tetapi, jika ditelaah lebih mendalam keterampilan menulis bukanlah karena bakat semata.
Dalam kenyataannya, seseorang yang memiliki bakat menulis namun karena tidak pernah berlatih dan mengembangkan bakat tersebut, nantinya bakat menulis tersebut juga tidak dapat tersalurkan. Sebaliknya, jika seseorang yang belum memiliki bakat menulis, namun karena berkemauan keras untuk berlatih menulis, pada akhirnya juga akan dapat memiliki keterampilan menulis.
Dengan demikian, keterampilan menulis adalah keterampilan sendiri yang berarti bahwa seseorang mempunyai kemampuan menulis karena dia terampil dan berkemauan keras untuk berlatih menulis dengan menuangkan gagasan, ide – ide yang dimilikinya melalui sebuah tulisan. Oleh karena itu, pengertian keterampilan menulis adalah kemampuan yang didapat dan dimiliki oleh seseorang setelah melalui proses pelatihan secara intens, khusus dalam bidang menulis. Dengan mengikuti pelatihan atau berlatih secara intens, maka seseorang dapat terampil menulis.
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
A. Perkembangan batasan Pendidikan Terbuka/Jarak Jauh (PT/JJ)
Pendidikan Terbuka/Jarak Jauh itu sudah timbul bertahun-tahun sebelum bangsa Indonesia mengenalnya. Pengertian atau batasan PT/JJ itu berkembang dari waktu ke waktu. Keegan (1986) mencatat perkembangan batasan yang dibuat oleh berbagai ahli Pendidikan Terbuka/Jarak Jauh dan menyusunnya secara kronologis. Pada tahun 1967, misalnya, G. Dogmen membuat batasan mengenai PT/JJ bahwa Pendidikan Terbuka/Jarak Jauh adalah sistem pendidikan yang menekankan pada cara belajar mandiri (self study). Belajar mandiri diorganisasikan secara sistematis. Pada cara belajar ini penyajian bahan belajar, pemberian konsultansi kepada siswa, dan pengawasan serta jaminan keberhasilan siswa dilakukan oleh tim guru. Masing-masing guru mempunyai tugas dan tanggung jawab sendiri-sendiri. Menurut dia, PT/JJ itu merupakan kebalikan dari “pendidikan langsung” atau “pendidikan secara tatap muka antara siswa dan guru”. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa menurut Dogmen ciri-ciri PT/JJ adalah: ada organisasi yang mengatur cara belajar mandiri itu, bahan belajar disampaikan melalui media, tidak ada kontak langsung antara pendidik dengan peserta didik. Pada tahun 1968, G. Mackenzie, E. Christensen, dan P. Rigby mengatakan bahwa sekolah korespondensi sebagai salah satu bentuk PT/JJ merupakan metode pembelajaran yang menggunakan korespondensi sebagai alat untuk berkomunikasi antara peserta didik (siswa) dengan pendidik (guru).
Pendidikan Terbuka/Jarak Jauh itu sudah timbul bertahun-tahun sebelum bangsa Indonesia mengenalnya. Pengertian atau batasan PT/JJ itu berkembang dari waktu ke waktu. Keegan (1986) mencatat perkembangan batasan yang dibuat oleh berbagai ahli Pendidikan Terbuka/Jarak Jauh dan menyusunnya secara kronologis. Pada tahun 1967, misalnya, G. Dogmen membuat batasan mengenai PT/JJ bahwa Pendidikan Terbuka/Jarak Jauh adalah sistem pendidikan yang menekankan pada cara belajar mandiri (self study). Belajar mandiri diorganisasikan secara sistematis. Pada cara belajar ini penyajian bahan belajar, pemberian konsultansi kepada siswa, dan pengawasan serta jaminan keberhasilan siswa dilakukan oleh tim guru. Masing-masing guru mempunyai tugas dan tanggung jawab sendiri-sendiri. Menurut dia, PT/JJ itu merupakan kebalikan dari “pendidikan langsung” atau “pendidikan secara tatap muka antara siswa dan guru”. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa menurut Dogmen ciri-ciri PT/JJ adalah: ada organisasi yang mengatur cara belajar mandiri itu, bahan belajar disampaikan melalui media, tidak ada kontak langsung antara pendidik dengan peserta didik. Pada tahun 1968, G. Mackenzie, E. Christensen, dan P. Rigby mengatakan bahwa sekolah korespondensi sebagai salah satu bentuk PT/JJ merupakan metode pembelajaran yang menggunakan korespondensi sebagai alat untuk berkomunikasi antara peserta didik (siswa) dengan pendidik (guru).
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
Langganan:
Postingan (Atom)