Ditjen Mandikdasmen
Pembinaan kurikulum menjadi faktor penting yang dapat mempengaruhi proses pendidikan di suatu negara. Sebagaimana kita ketahui bahwa pembinaan kurikulum merupakan upaya atau usaha yang perlu dilakukan agar kurikulum dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Pembinaan kurikulum dilakukan dari tingkat pusat ke tingkat Dinas Provinsi, dilanjutkan ke tingkat Dinas Kabupaten, berlanjut ke Dinas Kota, dan berakhir di tingkat sekolah-sekolah. Adapun salah satu organisasi yang ikut serta dalam pembinaan kurikulum yaitu Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (Ditjen Mandikdasmen). Dalam menjalankan tugasnya, Ditjen Mandikdasmen memiliki visi dan misi, yaitu sebagai berikut:
1. Visi Ditjen Mandikdasmen
Visi Ditjen Mandikdasmen dirumuskan, yaitu sebagai berikut:
“Mewujudkan pendidikan bermutu untuk kehidupan yang cerdas atas dasar kepribadian dan akhlak mulia bagi seluruh anak bangsa”.
2. Misi Ditjen Mandikdasmen
Misi Ditjen Mandikdasmen adalah:
a. meningkatkan akses masyarakat untuk pendidikan dasar dan menengah yang bermutu;
b. membantu/membimbing satuan pendidikan di jenjang pendidikan dasar dan menengah untuk memberikan pelayanan pendidikan bermutu;
c. menjalin kerjasama yang efektif dan produktif dengan pemerintah daerah dan masyarakat dalam pengembangan dan pembinaan pendidikan dasar dan menengah yang bermutu;
d. membantu pemerintah daerah menyediakan sarana dan prasarana belajar pendidikan bermutu;
e. melakukan inovasi dalam mengembangkan sistem penyelenggaraan pendidikan bermutu dan akuntabel;
f. merintis pengembangan lingkungan sekolah sebagai pusat pengembangan budaya (a centre for cultural development);
g. mengembangkan sistem pelayanan khusus untuk peserta didik yang berada dalam konteks sosial, ekonomi, dan kondisi geografis khusus.
Pembinaan kurikulum menjadi faktor penting yang dapat mempengaruhi proses pendidikan di suatu negara. Sebagaimana kita ketahui bahwa pembinaan kurikulum merupakan upaya atau usaha yang perlu dilakukan agar kurikulum dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Pembinaan kurikulum dilakukan dari tingkat pusat ke tingkat Dinas Provinsi, dilanjutkan ke tingkat Dinas Kabupaten, berlanjut ke Dinas Kota, dan berakhir di tingkat sekolah-sekolah. Adapun salah satu organisasi yang ikut serta dalam pembinaan kurikulum yaitu Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (Ditjen Mandikdasmen). Dalam menjalankan tugasnya, Ditjen Mandikdasmen memiliki visi dan misi, yaitu sebagai berikut:
1. Visi Ditjen Mandikdasmen
Visi Ditjen Mandikdasmen dirumuskan, yaitu sebagai berikut:
“Mewujudkan pendidikan bermutu untuk kehidupan yang cerdas atas dasar kepribadian dan akhlak mulia bagi seluruh anak bangsa”.
2. Misi Ditjen Mandikdasmen
Misi Ditjen Mandikdasmen adalah:
a. meningkatkan akses masyarakat untuk pendidikan dasar dan menengah yang bermutu;
b. membantu/membimbing satuan pendidikan di jenjang pendidikan dasar dan menengah untuk memberikan pelayanan pendidikan bermutu;
c. menjalin kerjasama yang efektif dan produktif dengan pemerintah daerah dan masyarakat dalam pengembangan dan pembinaan pendidikan dasar dan menengah yang bermutu;
d. membantu pemerintah daerah menyediakan sarana dan prasarana belajar pendidikan bermutu;
e. melakukan inovasi dalam mengembangkan sistem penyelenggaraan pendidikan bermutu dan akuntabel;
f. merintis pengembangan lingkungan sekolah sebagai pusat pengembangan budaya (a centre for cultural development);
g. mengembangkan sistem pelayanan khusus untuk peserta didik yang berada dalam konteks sosial, ekonomi, dan kondisi geografis khusus.
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
1. Fungsi evaluasi
Fungsi evaluasi, antara lain:
a. Fungsi Kurikuler
Yaitu sebagai alat pengukur ketercapaian tujuan mata pelajaran.
b. Fungsi Instruksional
Yaitu sebagai alat ukur ketercapaian tujuan proses belajar mengajar.
c. Fungsi Diagnostik
Untuk mengetahui kelemahan siswa, penyembuhan atau penyelesaian berbagai kesulitan belajar siswa.
d. Fungsi Placement
Yaitu sebagai penempatan siswa sesuai dengan bakat dan minatnya, serta kemampuannya.
e. Fungsi Administratif BP
Yaitu pendataan berbagai permasalahan yang dihadapi siswa dan alternatif bimbingan dan penyuluhanya.
Asmawi Zainul dan Noehi Nasution menyatakan fungsi-fungsi dari evaluasi pembelajaran, yaitu fungsi:
• Remedial
• Umpan balik
• Memotivasi dan membimbing anak
• Perbaikan kurikulum dan program pendidikan
• Pengembangan ilmu
Fungsi evaluasi, antara lain:
a. Fungsi Kurikuler
Yaitu sebagai alat pengukur ketercapaian tujuan mata pelajaran.
b. Fungsi Instruksional
Yaitu sebagai alat ukur ketercapaian tujuan proses belajar mengajar.
c. Fungsi Diagnostik
Untuk mengetahui kelemahan siswa, penyembuhan atau penyelesaian berbagai kesulitan belajar siswa.
d. Fungsi Placement
Yaitu sebagai penempatan siswa sesuai dengan bakat dan minatnya, serta kemampuannya.
e. Fungsi Administratif BP
Yaitu pendataan berbagai permasalahan yang dihadapi siswa dan alternatif bimbingan dan penyuluhanya.
Asmawi Zainul dan Noehi Nasution menyatakan fungsi-fungsi dari evaluasi pembelajaran, yaitu fungsi:
• Remedial
• Umpan balik
• Memotivasi dan membimbing anak
• Perbaikan kurikulum dan program pendidikan
• Pengembangan ilmu
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
1. Permasalahan-permasalahan evaluasi ditinjau dari sisi guru
Beberapa permasalahan evaluasi yang ditinjau dari sisi guru, sebagai berikut:
a. Guru menaikkan nilai raport hasil belajar siswa dengan tujuan agar siswanya dapat tuntas semua dalam mencapai nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Namun, pada kenyataannya masih banyak siswa yang nilainya belum mencapai KKM yang telah ditetapkan. Sehingga nilai yang diterima siswa bukan nilai asli dari hasil belajar siswa itu sendiri.
b. Guru tidak melakukan perubahan dalam penyampaian materi kepada siswanya. Padahal, dari hasil belajar siswa telah terlihat bahwa tingkat pemahaman dan penangkapan materi oleh siswa sangat rendah sehingga nilai hasil belajarnya pun juga rendah.
c. Nilai hasil belajar siswa rendah bahkan jelek yang dipengaruhi strategi belajar guru kurang sesuai dengan karakteristik siswa sehingga siswa merasa jenuh dengan pembelajaran. Dalam hal ini, biasanya guru sudah mengetahui penyebab nilai hasil belajar siswa yang rendah. Akan tetapi, guru tetap menggunakan strategi pembelajaran tersebut di kelas.
d. Guru memberikan soal-soal ujian kepada siswa, namun soal-soal tersebut tidak sesuai dengan materi yang telah disampaikan kepada siswanya selama pembelajaran di kelas. Hal tersebut mengakibatkan hasil belajar siswa rendah.
Beberapa permasalahan evaluasi yang ditinjau dari sisi guru, sebagai berikut:
a. Guru menaikkan nilai raport hasil belajar siswa dengan tujuan agar siswanya dapat tuntas semua dalam mencapai nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Namun, pada kenyataannya masih banyak siswa yang nilainya belum mencapai KKM yang telah ditetapkan. Sehingga nilai yang diterima siswa bukan nilai asli dari hasil belajar siswa itu sendiri.
b. Guru tidak melakukan perubahan dalam penyampaian materi kepada siswanya. Padahal, dari hasil belajar siswa telah terlihat bahwa tingkat pemahaman dan penangkapan materi oleh siswa sangat rendah sehingga nilai hasil belajarnya pun juga rendah.
c. Nilai hasil belajar siswa rendah bahkan jelek yang dipengaruhi strategi belajar guru kurang sesuai dengan karakteristik siswa sehingga siswa merasa jenuh dengan pembelajaran. Dalam hal ini, biasanya guru sudah mengetahui penyebab nilai hasil belajar siswa yang rendah. Akan tetapi, guru tetap menggunakan strategi pembelajaran tersebut di kelas.
d. Guru memberikan soal-soal ujian kepada siswa, namun soal-soal tersebut tidak sesuai dengan materi yang telah disampaikan kepada siswanya selama pembelajaran di kelas. Hal tersebut mengakibatkan hasil belajar siswa rendah.
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
Langganan:
Postingan (Atom)