BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagaimana kita ketahui bahwa pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam perkembangan era globalisasi ini. Terkait dengan dunia pendidikan, tentunya sering pula kita mendengar istilah peserta didik. Dalam hal pendidikan, peserta didik menjadi salah satu faktor yang sangat menentukan untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional.
Peserta didik selalu mengalami perubahan dan perkembangan dari tahun ke tahun. Adanya perkembangan tersebut menjadi salah satu perhatian yang sangat penting dalam dunia pendidikan guna meningkatkan mutu pendidikan yang ada agar lebih maksimal hasilnya. Perkembangan peserta didik antara satu peserta dengan peserta lain sangatlah berbeda. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Sebagaimana kita ketahui pula bahwa peserta didik memiliki masa pertumbuhan yang berbeda – beda antara satu peserta dengan yang lainnya. Pertumbuhan yang ada dalam peserta didik sangatlah bermacam – macam, meliputi pertumbuhan fisik, intelektual, bakat, sosial, bahasa, dan lain sebagainya. Akan tetapi, dalam makalah ini penulis akan menyampaikan dan mengkaji lebih mendalam tentang pertumbuhan fisik pada peserta didik.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dengan disusunnya makalah ini, adalah sebagai berikut:
a. Apa definisi dari pertumbuhan fisik peserta didik ?
b. Bagaimana pandangan para ahli tentang remaja ?
c. Apa saja perubahan – perubahan fisik yang dialami peserta didik ?
d. Apa penyebab adanya perubahan – perubahan fisik ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dengan disusunnya makalah ini adalah untuk menambah wawasan, pengetahuan mahasiswa / mahasiswi tentang pertumbuhan fisik pada remaja dan untuk mengetahui lebih mendalam tentang dampak adanya perubahan fisik terhadap psikologis remaja.
D. Manfaat
Dengan disusunnya makalah ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita mengenai perubahan – perubahan fisik yang terjadi pada peserta didik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan fisik adalah perubahan – perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Adapun perubahan – perubahan ini meliputi : perubahan ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh, munculnya ciri – ciri kelamin yang utama ( primer ) dan ciri kelamin kedua ( sekunder ).
Berikut ini urutan perubahan – perubahan fisik yang dikemukakan oleh Mass yang dikutip oleh Sarlito Wirawan ( Sarlito, 1991 : 51 ), yaitu :
Ø Pada anak perempuan :
1. Pertumbuhan tulang – tulang ( badan menjadi tinggi, anggota – anggota badan menjadi panjang ).
2. Pertumbuhan payudara.
3. Tumbuh bulu yang halus berwarna gelap di kemaluan.
4. Mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimum setiap tahunnya.
5. Bulu kemaluan menjadi keriting.
6. Menstruasi atau haid.
7. Tumbuh bulu – bulu ketiak.
Ø Pada anak laki – laki :
1. Pertumbuhan tulang – tulang.
2. Testis ( buah pelir ) membesar.
3. Tumbuh bulu kemaluan yang halus, lurus, dan berwarna gelap.
4. Awal perubahan suara.
5. Ejakulasi ( keluarnya air mani ).
6. Bulu kemaluan menjadi keriting.
7. Pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat maksimum setiap tahunnya.
8. Tumbuh rambut – rambut halus di wajah ( kumis, jenggot ).
9. Tumbuh bulu ketiak.
10. Akhir perubahan suara.
11. Rambut – rambut di wajah bertambah tebal dan gelap.
12. Tumbuh bulu di dada.
B. Pandangan Teoritis tentang Remaja
Remaja dapat didefinisikan sebagai tahap perkembangan transisi yang membawa individu dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, yang ditandai dengan perubahan fisik karena pubertas serta perubahan kognitif dan sosial. Menurut Seifert dan Hoffnung (1987), periode ini umumnya dimulai sekitar usia 12 tahun hingga akhir masa pertumbuhan fisik, yaitu sekitar usia 20 tahun.
Ada dua pandangan teoritis tentang remaja, yaitu :
1. Pandangan teoritis menurut G. Stanley Hall
Seifert & Hoffnung (1987) mengemukakan bahwa adolescence is a time of “storm and stress”. Artinya, remaja adalah masa yang penuh dengan “badai dan tekanan jiwa”, yaitu masa di mana terjadi perubahan besar secara fisik, intelektual dan emosional pada seseorang yang menyebabkan kesedihan dan kebimbangan (konflik) pada yang bersangkutan, serta menimbulkan konflik dengan lingkungannya. Dalam hal ini, Sigmund Freud dan Erik Erikson meyakini bahwa perkembangan di masa remaja penuh dengan konflik. Keyakinan ini tercermin dari teori mereka tentang perkembangan manusia.
2. Pandangan teoritis kedua bahwa masa remaja bukanlah masa yang penuh dengan konflik seperti yang digambarkan oleh pandangan yang pertama. Banyak remaja yang mampu beradaptasi dengan baik terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya, serta mampu beradaptasi dengan baik terhadap perubahan kebutuhan dan harapan dari orang tua dan masyarakatnya.
Apabila dikaji, kedua pandangan tersebut benar adanya, namun sangat sedikit remaja yang mengalami kondisi yang benar-benar ekstrim seperti kedua pandangan tersebut (selalu penuh konflik atau selalu dapat beradaptasi dengan baik). Kebanyakan remaja mengalami kedua situasi tersebut (penuh konflik atau dapat beradaptasi dengan mulus) secara bergantian (fluktuatif).
C. Perubahan – Perubahan Fisik
Adapun perubahan – perubahan fisik yang terjadi pada usia remaja, anta lain :
1. Perubahan ukuran tubuh
Pertumbuhan anak akan semakin cepat sekitar 2 tahun sebelum anak mencapai taraf pematangan kelaminnya. Setahun sebelum pematangan, anak akan bertambah tinggi 10 sampai 15 cm dan bertambah berat 5 sampai dengan 10 kg setelah terjadi pematangan. Pertumbuhan tubuh selanjutnya masih terus terjadi, namun dalam tempo yang sedikit lebih lamban. Selama 4 tahun pertumbuhan tinggi anak akan bertambah 25 % dan berat badannya akan mencapai hapir 2 kali lipat. Sebagai contoh : anak laki – laki akan tumbuh lebih cepat daripada anak perempuan. Pertumbuhan anak laki – laki akan mencapai bentuk tubuh dewasa pada usia 19 sampai 20 tahun, sedangkan pada anak perembuan pada usia 18 tahun.
2. Perubahan proporsi tubuh
Ciri tubuh yang kurang proporsional pada remaja tidak sama untuk seluruh tubuh, ada pula bagian yang semakin proporsional. Proporsi tubuh yang tidak seimbang akan berlangsung terus sampai seluruh masa puber selesai dilalui sepenuhnya sehingga akhirnya proporsi tubuhnya mulai tampak seimbang menjadi proporsi orang dewasa. Misalnya, di masa kanak – kanak jantungnya kecil sedangkan pembuluh darah kulit kurang begitu tampak. Akan tetapi, ketika telah memasuki masa puber malah terjadi sebaliknya, di bagian luar tampak pertumbuhan kaki dan tangan lebih panjang disbanding tubuh.
3. Ciri kelamin yang utama
Pada usia kanak – kanak, alat kelamin yang utama masih belum berfungsi dan berkembang dengan sempurna. Akan tetapi, ketika telah memasuki usia remaja, mulai tampak adanya perubahan yaitu alat kelamin mulai berfungsi pada usia 14 tahun. Pada anak laki – laki biasanya ditandai dengan “mimpi basah”, sedangkan pada perempuan ditandai dengan menstruasi pada usia 13 tahun.
4. Ciri kelamin kedua
Adapun ciri kelamin kedua pada anak perempuan, yaitu ;
a. membesarnya buah dada dan mencuatnya puting susu,
b. pinggul membesar lebih besar daripada lebar bahu,
c. tumbuh rambut di sekitar alat kelamin,
d. tumbuh rambut di ketiak, dan
e. suara bertambah nyaring.
Sedangkan ciri kelamin kedua pada anak laki – laki, yaitu :
a. tumbuh kumis dan jenggot,
b. otot – otot mulai tampak,
c. bahu membesar lebih lebar daipada pinggul,
d. nada suara membesar,
e. tumbuh jakun,
f. tumbuh bulu ketiak, bulu dada, dan bulu di sekitar alat kelamin,
g. perubahan jaringan kulit menjadi lebih kasar dan pori – pori membesar.
Ciri kelamin kedua ini yang membedakan antara pria dan wanita yang kadang memberikan daya tarik tersendiri antarjenis.
Adapun perubahan fisik pada masa remaja meliputi dua hal, yaitu :
a. Percepatan Pertumbuhan
Pada umumnya, pertumbuhan antara individu yang satu dengan yang lainnya tidaklah sama. Perbedaan individual tentang pertumbuhan tampak dalam perbedaan awal percepatan dan cepatnya pertumbuhan.
1) Bagi remaja laki – laki permulaan percepatan pertumbuhan berbeda – beda dan berkisar antara 10,5 tahun dan 16 tahun.
2) Bagi remaja perempuan, percepatan pertumbuhan dimulai antara umur 7,5 tahun dan 11,5 tahun dengan umur rata – rata 10,5 tahun.sedangkan puncak pertumbuhan fisik dicapai pada umur 12 tahun yaitu kurang lebih bertambah 6-11 cm setahun.
b. Proses Kematangan Seksual
Kematangan seksual pada anak – anak remaja berjalan secara individual. Ada tiga kriteria yang membedakan anak laki – laki daripada anak perempuan, yaitu :
1) Kriteria kematangan seksual,
Kriteria kematangan seksual pada usia remaja tampak lebih jelas diamati pada anak perempuan daripada anak laki – laki. Menarche atau menstruasi pertama pada anak perempuan merupakan salah satu ciri kematangan seksual yang jelas dapat diamati.
Sedangkan pada laki – laki dengan ejakulasi ( pelepasan air mani )pada mulanya masih sangat sedikit, sehingga tidak jelas. Sering dipakai percepatan pertumbuhan sebagai kriteria penetapan titik awal masa remaja. Hal ini terjadi karena dapat diketahui adanya korelasi antara percepatan pertumbuhan dengan timbulnya tanda – tanda kelamin sekunder atau primer.
2) Permulaan kematangan seksual,
Pematangan anak perempuan umumnya lebih cepat 2 tahun dibandingkan dengan anak laki – laki. Menarche atau menstruasi merupakan tanda awal permulaan kematangan seksual dan terjadi sekitar usia 13 tahun dengan penyebaran normal antara 10 sampai dengan 16,5 tahun.
Sedangkan pada anak laki – laki akan mulaiterjadi produksi spermatozoa hidup selama kira – kira satu tahun sesudah puncak percepatan perkembangan ( kurang lebih usia 14 tahun). Akan tetapi, ejakulasi pertama (mimpi pertama ) mendahului puncak percepatan perkembangan, tetapi air mani baru terdapat sedikit sperma.
3) Urutan gejala – gejala kematangan.
Pada anak perempuan, kematangan dimulai dengan suatu tanda kelamin sekunder dengan tumbuhnya buah dada ( payudara ) yang tampak dan bagian putting susu yang sedikit mencuat, hal ini terjadi pada usia antara 8 dan 13 tahun. Kemudian pada stadium menjelang menarche, jaringan pengikat di sekitarnya mulai tumbuh hingga payudara mulai memperoleh bentuk yang dewasa. Kelenjar payudara baru mangalami reaksi pada masa kehamilan dengan suatu pembengkakan, sedangkan produksi air susu terjadi pada akhir kehamilan. Hal ini merupakan akibat reaksi – reaksi fisiologis yang menyebabkan perubahan – perubahan pada organ – organ kelamin internal dalam hipofise lobus frontalis.
Sedangkan pada anak laki – laki, kematangan seksual dimulai dengan pertumbuhan testis yang dimulai antara usia 9,5 dan 13,5 tahun dan berakhir antara 13,5 dan 17 tahun. Pada usia kurang lebih 15 – 16 tahun, pada anak laki – laki maupun perempuan pangkal tenggorokannya (jakun) mulai membesar yang menyebabkan pita suara menjadi lebih panjang. Dengan perubahan pita suara tadi menyebabkan anak gadis mendapatkan suara yang lebih tinggi dan lebih nyaring, sedangkan pada anak laki – laki berubah menjadi agak berat.
D. Penyebab Perubahan Fisik
Adapun penyebab adanya perubahan yang terjadi pada masa remaja adalah adanya dua kelenjar yang menjadi aktif bekerja dalam sistem endoktrin. Kelenjar pituitary yang terletak di dasar otak mengeluarkan dua macam hormon yang diduga erat hubungannya dengan perubahan pada masa remaja, yaitu hormon pertumbuhan yang menyebabkan terjadinya perubahan ukuran tubuh dan hormon gonadotropik yang merupakan hormon yang merangsang gonad agar mulai aktif. Tidak berapa lama sebelum saat remaja dimulai, kedua hormon ini sudah mulai diproduksi dan pada saat remaja semakin banyak dihasilkan. Seluruh proses ini dikendalikan oleh perubahan yang terjadi dalam kelenjar endoktrin. Kelenjar tersebut diaktifkan oleh rangsangan yang dilakukan kelenjar hypothalamus, yaitu kelenjar yang dikenal sebagai kelenjar untuk merangsang pertumbuhan pada saat remaja dan terletak di otak.
Sebagaimana kita ketahui bahwa kelenjar gonad atau disebut pula kelenjar kelamin sudah ada dan aktif sejak seseorang dilahirkan. Akan tetapi, seolah - olah kelenjar tersebut tidur dan baru akan aktif setelah diaktifkan oleh hormon gonadotropik dari kelenjar pituitary pada saat anak mulai memasuki usia remaja. Setelah mencapai kematangan alat kelamin, maka hormon gonad akan menghentikan aktivitas pertumbuhan. Dengan demikian, pertumbuhan fisik akan terhenti. Apabila terdapat keseimbangan yang tepat akan tercipta antara pituitary dan gonad akan menimbulkan perkembangan fisik yang tepat. Akan tetapi, apabila terjadi gangguan dalam keseimbangan tersebut, maka akan menimbulkan adanya penyimpangan pertumbuhan.
E. Kondisi – Kondisi yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik
Ada beberapa kondisi – kondisi yang mempengaruhi pertumbuhan fisik anan, antara lain :
a. Pengaruh keluarga
Faktor keluarga meliputi faktor keturunan dan lingkungan keluarga. Dengan faktor keturunan, seorang anak dapat menjadi lebih tinggi atau panjang daripada anak lainnya sehingga berat tubuhnya pun juga lebih berat. Hal ini terjadi karena adanya faktor keturunan yang didapat dari orang tua ( ayah dan ibu ) atau kakeknya. Di sisi lain, faktor lingkungan juga memberikan pengaruh yang lebih banyak pada berat tubuh daripada tinggi tubuh.
b. Pengaruh Gizi
Faktor gizi yang erat hubungannya dengan kondisi sosial ekonomi keluarga. Pada umumnya, anak yang mendapatkan gizi yang cukup, biasanya akan lebih tinggi tubuhnya dan sedikit lebih cepat mencapai taraf remajanya apabila dibandingkan dengan anak lain yang kurang mendapatkan asupan gizi.
c. Gangguan emosional
Gangguan emosional yang bertalian dengan gangguan emosional yang dialami selama perkembangannya. Dalam hal ini, anak yang sering mengalami gangguan emosional pada saat perkembangannya, maka akan menyebabkan terbentuknya steroid adrenal yang berlebihan. Selain itu, dampak yang akan timbul yaitu berkurangnya pembentukan hormon pertumbuhan pada kelenjar pituitary. Hal tersebut, tentunya akan menghambat pertumbuhan awal remaja dan tidak tercapainya berat badan yang seharusnya pada saat remaja.
d. Jenis kelamin
Faktor jenis kelamin di mana laki – laki cenderung memiliki ukuran tubuh lebih tinggi dan lebih berat dibandingkan dengan perempuan. Kecuali pada usia tertentu yaitu antara 12 dan 15 tahun. Pada umumnya, anak perempuan pada usia tersebut memiliki ukuran tubuh lebih tinggi dan lebih berat daripada anak laki – laki. Adanya perbedaan antara anak laki – laki dengan anak perempuan ini disebabkan karena bentuk tulang dan otot pada anak laki – laki memang berbeda daripada anak perempuan.
e. Status sosial ekonomi
Pada umumnya, anak yang berasal dari keluarga yang berstatus ekonominya rendah, akan cenderung lebih kecil apabila dibandingkan dengan anak yang berasal dari keluarga berstatus ekonomi tinggi. Hal ini terjadi karena anak yang berasal dari keluarga berstatus ekonomi tinggi akan dapat mencukupi kebutuhannya sehingga berdampak pada pertumbuhannya yang bisa terus tumbuh dan berkembang.
f. Kesehatan
Sebagaimana kita ketahui bahwa anak yang jarang sakit dan bertubuh sehat akan mengalami pertumbuhan yang optimal. Biasanya anak yang bertubuh sehat akan memiliki tubuh yang lebih berat daripada anak yang sering sakit.
g. Pengaruh bentuk tubuh
Bentuk atau bangun tubuh anak akan mempengaruhi besar atau kecilnya tubuh anak. Sebagai contoh : anak yang memiliki bangun tubuh mesomorf akan lebih besar daripada anak yang berbangun tubuh endomorf atau ektomorf. Hal ini terjadi karena bentu atau bangun tubuh endomorf memiliki banyak lemak tetapi sedikit otot (padded). Ektomorf memiliki sedikit lemak dan sedikit otot (slender). Sedangkan mesomorf memiliki sedikit lemak tetapi banyak otot (muscular).
F. Dampak Pertumbuhan Fisik terhadap Kondisi Psikologis Remaja
Perubahan fisik erat kaitannya dengan perubahan psikis. Perubahan psikis tersebut muncul sebagai akibat dari adanya perubahan fisik. Di antara perubahan fisik yang besar pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja yaitu pertumbuhan tubuh ( badan menjadi makin panjang dan tinggi ), mulai berfungsinya alat – alat reproduksi ( ditandai dengan haid pada wanita dan “mimpi basah” pada laki – laki ), dan tanda – tanda kelamin kesua yang tumbuh.
Dengan adanya perubahan fisik yang muncul pada remaja menyebabkan kecanggungan bagi remaja. Hal ini terjadi karena remaja pada umumnya akan merasa malu, canggung dengan perubahan – perubahan yang mulai muncul. Oleh karena itu, diperlukan adanya penyesuaian diri dan rasa percaya diri yang cukup. Pada umumnya, dengan perubahan fisik yang mulai muncul dapat menyebabkan keadaan remaja menjadi labil. Dalam kondisi yang labil tersebut, terkadang remaja akan cenderung sembrono dalam melakukan sesuatu.
Perubahan fisik mempengaruhi psikis seseorang. Perubahan psikis dari remaja menjadi dewasa dapat ditandai dengan perubahan sikap dan pola pikir yang sedikit berbeda dari sebelumnya. Misalnya : seseorang mulai bisa mengambil keputusan dan menentukan sesuatu dengan pertimbangan yang lebih matang. Adapun perubahan keadaan psikis tersebut dipengaruhi oleh banyak hal. Bisa karena kejadian yang sanggup mengguncang jiwanya, stres, tekanan di tempat kerja, atau perasaan protes terhadap keadaan yang dianggapnya tidak sesuai jalurnya.
Bahkan, pada usia lanjut atau lansia, biasanya seseorang akan menjadi lebih sensitif, merasa terasing dan sendiri. Terkadang, merasa hidup hanya menunggu kematian saja. Menjalani hari-hari tanpa semangat dan kerap muncul perasaan sentimentil juga kelakuan atau sikap yang seperti anak-anak walaupun masih tetap egois.
G. Pengaruh Terhadap Interaksi
Perubahan fisik dan psikis berpengaruh pada interaksi diri seseorang dengan orang lain dan lingkungan. Para remaja yang baru mengalami masa perubahan atau akil balig, cenderung merasa tidak percaya diri dan ada proses mencari - cari. Keadaan psikologis yang demikian kadang diperparah dengan pola asuh maupun bentuk komunikasi di keluarga sehingga berdampak pada karakternya saat dewasa.
Tak jarang, dapat kita jumpai orang dewasa yang memiliki masalah psikologis yang sesungguhnya merupakan peristiwa di masa kecil atau remaja yang membuat trauma. Keadaan lingkungan pun dapat membuat pengaruh pada psikis seseorang. Misalnya, bencana alam atau kematian seseorang yang sangat disayangi. Akan tetapi, perubahan fisik dan psikis tersebut dapat berjalan secara wajar dan tidak memberikan pengaruh yang negatif selama kita mampu menyelaraskan pikiran agar selalu berpikir positif.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari penjelasan tersebut di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pertumbuhan fisik adalah perubahan – perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Adapun perubahan – perubahan fisik tersebut, meliputi : perubahan ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh, munculnya ciri – ciri kelamin yang utama ( primer ) dan ciri kelamin kedua ( sekunder ). Beberapa faktor yang mempengaruhi adanya perubahan fisik, yaitu: pengaruh lingkungan, pengaruh gizi, gangguan emosional, jenis kelamin, status sosial ekonomi, kesehatan, pengaruh bentuk tubuh.
Pada hakekatnya, perubahan fisik erat kaitannya dengan perubahan psikis. Perubahan psikis tersebut muncul sebagai akibat dari adanya perubahan fisik. Di antara perubahan fisik yang besar pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja yaitu pertumbuhan tubuh ( badan menjadi makin panjang dan tinggi ), mulai berfungsinya alat – alat reproduksi ( ditandai dengan haid pada wanita dan “mimpi basah” pada laki – laki ), dan tanda – tanda kelamin kedua yang tumbuh.
Dengan adanya perubahan fisik yang muncul pada remaja menyebabkan kecanggungan bagi remaja. Hal ini terjadi karena remaja pada umumnya akan merasa malu, canggung dengan perubahan – perubahan yang mulai muncul.
Daftar Pustaka
Sunarto dan Agung Hartono. 2006. Perkembangan peserta Didik. Jakarta : PT Asdi Mahasatya.
Seifert, K.L. & Hoffnung, R.J. (1987). Child and Adolescent Development. Boston : Houghton Mifflin Co.
http://www.anneahira.com/perubahan-fisik-dan-psikis.htm. diunduh 14 maret 2011
diunduh 2 maret 2011
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar