Strategi Pembelajaran Ekspositori merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai meteri pelajaran secara optimal. Strategi pembelajaran ini dipelopori oleh Roy Killen (1998) dan strategi ini juga dinamakan sebagai pembelajaran langsung (direct instruction). Hal ini terjadi karena materi pelajaran disampaikan secara langsung oleh guru sehingga bahan ajar sudah jadi dan siswa tidak dituntut untuk menemukan materi tersebut.
Karakteristik strategi pembelajaran ekspositori, antara lain:
a. Strategi pembelajaran ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal,
b. Materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep,
c. Tujuan umum pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri.
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
Komisi Pemilihan Umum (KPU) adalah lembaga negara yang menyelenggarakan pemilihan umum di Indonesia yang meliputi Pemilihan Umum Anggota DPR/DPD/DPRD, Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, serta Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.
Adapun keanggotaan KPU sebelum Pemilu 2004 terdiri dari anggota-anggota yang merupakan anggota sebuah partai politik. Akan tetapi, setelah dikeluarkannya UU No. 4/2000 pada tahun 2000, maka diharuskan bahwa anggota KPU adalah non-partisan. Ketua KPU periode 2007-2012 adalah Prof. Dr. Abdul Hafiz Anshari A.Z, M.A. Pada awal 2005, KPU digoyang dengan tuduhan korupsi yang diduga melibatkan beberapa anggotanya, termasuk ketua KPU periode tersebut, Nazaruddin Sjamsuddin.
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
1. Bedakan pekerjaan profesional dan tidak profesional !
Jawab : Pekerjaan profesional dengan pekerjaan tidak profesional memiliki makna yang sangat jauh berbeda. Suatu pekerjaan dapat dikatakan profesional apabila pekerjaan tersebut hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus atau ahli dalam bidang tersebut dan dipersiapkan untuk itu serta bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain. Adapun ciri pokok pekerjaan profesional, antara lain :
a. Kinerja pekerjaan dilakukan berdasarkan keilmuan.
b. Tingkat keahlian didasarkan pada latar belakang pendidikan.
c. Dibutuhkan oleh banyak masyarakat.
Di sisi lain, kita juga dapat melihat ciri orang yang memiliki pekerjaan profesional, yaitu:
a. memiliki keahlian atau keterampilan khusus,
b. orang tersebut akan meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya itu,
c. orang tersebut hidup dari situ atau pekerjaan yang ditekuninya,
d. ia akan merasa bangga dengan pekerjaannya.
Berbeda dengan pekerjaan tidak profesional. Suatu pekerjaan dapat dikatakan tidak profesional apabila memiliki beberapa ciri, yaitu sebagai berikut :
a. mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus,
b. dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama (purna waktu),
c. dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup.
d. dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam.
Jadi, jelaslah berbeda antara pekerjaan profesional dengan tidak profesional. Jika pekerjaan profesional menuntut adanya keahlian khusus yang dmiliki oleh seseorang dan orang tersebut akan melakukan pekerjaan tersebut sesuai dengan keahliannya sehingga ia akan merasa bangga dengan pekerjaannya. Sedangkan pekerjaan tidak profesional mengandalkan keahlian yang dimilikinya sebagai upaya untuk mencari sumber nafkah demi mencukupi kebutuhan hidupnya. Artinya apabila seseorang tersebut tidak mendapat pekerjaan yang dikehendakinya, namun ia juga memiliki keahlian lain, maka orang tersebut juga akan melakukan pekerjaan lain demi mencukupi kebutuhan hidupnya.
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
1. Analisis secara umum tentang kompetensi kelulusan IPTEK pada tingkat SD/MI/SDLB/Paket A
Secara umum, Standar Kompetensi Lulusan (SKL) IPTEK pada tingkat SD/MI/SDLB/Paket A tercantum dalam LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006, TANGGAL 23 MEI 2006 yang didalamnya berisi tentang beberapa hal, sebagai berikut :
a. Mengenal dan menggunakan berbagai informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis, dan kreatif.
b. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif dengan bimbingan guru/pendidik.
c. Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi.
d. Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
e. Menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial di lingkungan sekitar.
f. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan berhitung.
g. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang.
Secara garis besar, dari beberapa SKL yang ditunjukkan di atas dapat dirinci bahwa pada intinya siswa minimal dapat mencapai beberapa kompetensi tersebut di atas. Dengan bimbingan dari guru/pengajar, diharapkan siswa mampu mengenali berbagai informasi yang bermunculan di sekitarnya dengan berpikir secara kritis, logis, dan kreatif mengenai kebenaran dari informasi yang ada. Sehingga akan menumbuhkan rasa keingintahuan siswa yang tinggi untuk menggali secara lebih mendalam akan kebenaran informasi – informasi tersebut. Dengan rasa keingintahuan yang tinggi, nantinya diharapkan siswa dapat memecahkan masalah – masalah sederhana yang muncul di lingkungan sekitarnya. Siswa akan secara kreatif menumbuhkan inisiatifnya demi terpecahkannya masalah yang dihadapi.
Di sisi lain, guru juga mengenalkan pada siswa mengenai gejala – gejala alam dan sosial yang terjadi di lingkungan siswa sehingga siswa mampu mengerti dan memiliki kompetensi untuk menunjukkan gejala – gejala alam dan sosial yang ada di sekitarnya. Dengan memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru, diharapkan siswa juga memiliki kompetensi untuk menunjukkan keterampilannya dalam menyimak, berbicara, menulis, membaca, dan berhitung. Sehingga keterampilan yang dimilikinya dapat terasah dan tidak terpendam. Di samping itu, melalui pendidikan akan memberikan perubahan perilaku pada diri siswa untuk lebih baik, misalnya siswa yang pada awalnya belum mengetahui tentang kebiasaan hidup sehat menjadi lebih tahu dan dapat menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang. Sehingga akan memberikan perubahan perilaku positif untuk siswa pada tingkat SD/MI/SDLB/Paket A. Tentunya, untuk mencapai beberapa kompetensi tersebut di atas tidaklah mudah. Untuk itu, perlu adanya metode dan strategi tersendiri yang harus dimiliki oleh guru untuk mengajak anak didiknya memiliki kompetensi tersebut.
Pada kenyataannya, masih sering dijumpai siswa SD/MI/SDLB/Paket A yang belum memahami dan mengenal informasi - informasi yang sebaiknnya dilakukan ataukah dihindari oleh siswa. Mereka lebih cenderung menyerap semua informasi yang didengarnya tanpa berpikir secara kritis terlebih dahulu. Apakah informasi tersebut bermanfaat untuk dirinya ataukah malah merugikan baginya. Hal ini wajar saja, karena seusia anak SD masih labil dan belum bisa memaknai sesuatu secara lebih mendalam. Di samping itu, sering pula dijumpai anak SD yang belum mengenal tentang gejala – gelaja alam maupun sosial yang terdapat di sekitarnya serta mereka belum mampu memanfaatkan waktu luangnya untuk melakukan hal – hal atau kegiatan – kegiatan positif. Kebanyakan dari anak seusia SD tersebut lebih memanfaatkan waktu luangnya untuk bermain.
Oleh karena itu, dengan adanya Standar Kompetensi Lulusan (SKL) diharapkan siswa minimal mampu mengenal dan mencapai beberapa kompetensi tersebut. Hal ini dilakukan agar siswa SD/MI/SDLB/Paket A memiliki bekal kompetensi dan apabila telah tamat dari SD/MI/SDLB/Paket A setidaknya bekal tersebut dapat mengantarkan kemampuannya pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dengan rumusan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) tersebut di atas lebih ditekankan pada perolehan kompetensi siswa dalam bidang pengetahuan. Sedangkan untuk bidang teknologi pada tingkat SD/MI/SDLB/Paket A masih sangat sederhana karena mengingat kondisi dari siswa tersebut masih dini untuk mengenal bidang teknologi secara lebih mendalam dan mendetail.
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
Idelogi berasal dari kata idea yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, ide – ide dasar, cita-cita dan logos yang berarti ilmu. Jadi, ideologi memiliki arti ilmu pengetahuan tentang ide-ide the science of ideas), atau ajaran tentang pengertian-pengertian dasar. Ideologi bersifat fundamental dan aktual. Adapun pokok-pokok yang perlu dikembangkan dalam ideologi, yaitu :
a. Bahwa ideologi merupakan sistem pemikiran yang erat kaitannya dengan perilaku manusia,
b. Ideologi juga mengemukakan program yang menyertakan strategi guna merealisasikannya,
c. Ideologi dapat dipandang sebagai serangkaian pemikiran yang mempersatukan manusia, kelompok, masyarakat,
d. Yang dapat merubah suatu pemikiran menjadi ideologi yaitu fungsi pemikiran itu dalam berbagai lembaga politik dan kemasyarakatan.
Karakteristik Ideologi bagi Negara
Adapun beberapa karakteristik ideologi bagi negara, yaitu :
1. Ideologi sering kali muncul dan berkembang dalam situasi yang krisis,
2. Ideologi merupakan pola pemikiran yang sistematis,
3. Ideologi mempunyai ruang lingkup jangkauan yang luas, namun beragam,
4. Ideologi mencakup beberapa strata pemikiran dan panutan,
Fungsi Ideologi
Ada beberapa fungsi ideologi, yaitu :
1. Ideologi berfungsi melengkapi struktur kognitif manusia,
2. Ideologi berfungsi sebagai panduan,
3. Ideologi berfungsi sebagai lensa, melalui mana seseorang dapat melihat dunianya, sebagai cermin, melalui mana seseorang dapat melihat dirinya, sebagai jendela, melalui mana seseorang dapat melihat diri kita.
4. Ideologi berfungsi sebagai kekuatan pengendali konflik, sekaligus fungsi integratif.
Unsur – unsur ideologi
Adapun unsur-unsur yang terdapat dalam ideologi, yaitu :
1. Keyakinan,
2. Mitos,
3. Loyalitas.
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
A. Tujuan Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling merupakan satu kesatuan yang sangat erat dimana keduanya memiliki tujuan untuk memperjelas arah atau sasaran yang hendak dicapainya. Adapun secara garis besar, bimbingan dan konseling memiliki tujuan, yaitu :
1. Tujuan Umum
Secara umum, bimbingan dan konseling bertujuan untuk individu memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar dan bakat – bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (latar belakang keluarga, pendidikan, status sosial ekonomi), serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya. Dengan kata lain, bimbingan dan konseling bertujuan membantu peserta didik agar memiliki kompetensi mengembangkan potensi dirinya seoptimal mungkin atau mewujudkan nilai-nilai yang terkandung dalam tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasainya sebaik mungkin. Adapun pengembangan potensi, meliputi tiga tahapan, yaitu: pemahaman dan kesadaran (awareness), sikap dan penerimaan (accommodation), dan keterampilan atau tindakan (action) melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
Dalam kaitan ini, maka bimbingan dan konseling membantu individu untuk menjadi insan yang berguna dalam kehidupannya yang memiliki berbagai wawasan, pandangan, interpretasi, pilihan, penyesuaian, dan keterampilan yang tepat berkenaan dengan diri sendiri dan lingkungannya (Prayitno, 1999:114).
Di sisi lain, menurut Prayitno (1999:16) tujuan umum bimbingan dan konseling dilakukan dalam rangka pengembangan keempat dimensi kemanusiaan individu, antara lain :
a. Dimensi keindividualan (individualitas)
Dimensi ini memungkinkan seseorang mengembangkan potensi yang ada pada dirinya secara optimal yang mengarah pada aspek – aspek kehidupan yang positif. Dengan perkembangan dimensi ini membawa seseorag menjadi individu yang mampu tegak berdiri dengan kepribadiannya sendiri, dengan aku yang teguh, positif, produktif, dan dinamis.
b. Dimensi kesosialan (sosialitas)
Dimensi ini memungkinkan seseorang mampu berinteraksi, berkomunikasi, bergaul, bekerja sama, dan hidup bersama dengan orang lain. Hal ini terjadi karena manusia sebagai makhluk sosial yang harus mampu untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain untuk mempertahankan hidupnya.
c. Dimensi kesusilaan (moralitas)
Dimensi ini memberikan warna moral terhadap perkembangan dimensi pertama dan kedua. Norma, etika, dan berbagai ketentuan yang berlaku mengatur bagaimana kebersamaan antar individu seharusnya dilaksanakan. Dimensi kesusilaan ini memiliki peranan penting karena dengan dimensi ini menjadi pemersatu antara keindividualan dan kesusilaan dalam satu kesatuan yang penuh makna. Tanpa adanya dimensi ini, maka berkembangnya dimensi kendividualan dan kesusilaan akan tidak serasi, bahkan yang satu akan cenderung menyalahkan yang lain.
d. Dimensi keberagamaan (religiusitas)
Dimensi ini lebih menitikberatkan pada hubungan diri manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Di mana manusia tidak terpukau dan terpaku pada kehidupan di dunia saja, melainkan mengaitkan secara serasi, selaras, dan seimbang antara kehidupan dunia dan akhirat.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari bimbingan dan konseling merupakan penjabaran dari tujuan umum yang dikaitkan secara langsung dengan permasalahan yang dialami individu yang bersangkutan, sesuai dengan kompleksitas permasalahan yang dialami. Sebagaimana kita ketahui bahwa individu memiliki karakteristik yang bersifat unik, sehingga tujuan khusus dari bimbingan dan konseling juga bersifat unik, dimana untuk pencapaian tujuannya disesuaikan dengan karakteristik masing - masing individu.
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
A. Pengertian Komunikasi Data
Komunikasi data merupakan bentuk komunikasi yang secara khusus berkaitan dengan transmisi atau pemindahan data antara komputer-komputer, komputer dengan piranti-piranti yang lain dalam bentuk data digital yang dikirimkan melalui media komunikasi data.
Di sisi lain, komunikasi data dapat diartikan pula sebagai proses pengiriman data atau informasi dari suatu sumber (source) ke tujuan (destination). Di mana komunikasi data ini dapat dilakukan antara dua komputer atau lebih yang jenisnya sama ataupun berbeda. Adapun proses komunikasi data ini akan berlangsung dengan baik apabila mengacu pada aturan atau standar yang direkomendasikan oleh badan internasional utama yang mengaturnya.
B. Jenis – Jenis Komunikasi Data
Ada beberapa jenis komunikasi data, antara lain :
1. Jenis komunikasi data melalui infrastruktur terestrial
Jenis komunikasi data ini dapat dilakukan dengan menggunakan media kabel dan nirkabel sebagai aksesnya sehinggaembutuhkan biaya yang tinggi untuk membangun infrastruktur jenis ini.
2. Jenis komunikasi data melalui satelit
Jenis komunikasi data ini dapat dilakukan dengan menggunakan satelit sebagai aksesnya. Biasanya wilayah yang dicakup akses satelit lebih luas dan mampu menjangkau lokasi yang tidak memungkinkan dibangunnya infrastruktur terestrial, namun membutuhkan waktu yang lama untuk berlangsungnya proses komunikasi.
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
Langganan:
Postingan (Atom)