Proses Kognitif
Proses Kognitif. Dalam memahami dunia mereka secara aktif, anak-anak menggunakan skema (kerangka kognitif atau kerangka referensi). Sebuah skema (sctrcmal adalah konsep atau kerangka yang eksis di dalam pikiran individu yang dipakai untuk mengorganisasikan dan menginterpretasikan informasi. Skema bisa merentang mulai dari skema sederhana (seperti skema sebuah mobil) sampai skema kompleks (seperti skema tentang apayang membentuk alam semesta). Anak usia enam tahun yang mengetahui bahwa lima mainan kecil dapat disimpan didalam kotak kecil berukuran sama berarti ia sudah memanfaatkan skema angka atau jumlah. Minat Piaget terhadap skema difokuskan pada bagaimana anak mengorganisasikan dan memahami pengalaman mereka. Piaget (1952) mengatakan bahwa ada dua proses yang bertanggungjawab atas cara anak menggunakan dan mengadaptasi skema mereka: asimilasi dan akomodasi.
1. Asimilasi tedadi ketika seorang anak memasukkan pengetahuan baru kedalam pengetahuan yang sudah ada. Yakni, dalam asimilasi, anak mengasimilasikan lingkungan ke dalam suatu skema.
2. Akonodasi terjadi ketika anak menyesuaikan diri pada informasi baru. Yakni, anak menyesuaikan skema mereka dengan lingkungannya.
Piaget juga mengatakan bahwa untuk memahami dunianya, anak-anak secara kognitif mengorganisasikan pengalaman mereka. Organisasl adalah konsep piaget yang berarti usaha mengelompokkan perilaku yang terpisah-pisah ke dalam urutan yang lebih teratur, ke dalam sistem fungsi Kognitif. Setiap level pemikiran akan diorganisasikan. Perbaikan terus-menerus terhadap organisasi ini adalah bagian inheren dari perkembangan. Dengan cara yang sama, anak-anak terus mengintegrasikan dan mengkoordinasikan banyak cabang pengetahuan lainnya yang sering kali berkembang secara independen. Organisasi terjadi di dalam tahap perkembangan.
Proses Kognitif. Dalam memahami dunia mereka secara aktif, anak-anak menggunakan skema (kerangka kognitif atau kerangka referensi). Sebuah skema (sctrcmal adalah konsep atau kerangka yang eksis di dalam pikiran individu yang dipakai untuk mengorganisasikan dan menginterpretasikan informasi. Skema bisa merentang mulai dari skema sederhana (seperti skema sebuah mobil) sampai skema kompleks (seperti skema tentang apayang membentuk alam semesta). Anak usia enam tahun yang mengetahui bahwa lima mainan kecil dapat disimpan didalam kotak kecil berukuran sama berarti ia sudah memanfaatkan skema angka atau jumlah. Minat Piaget terhadap skema difokuskan pada bagaimana anak mengorganisasikan dan memahami pengalaman mereka. Piaget (1952) mengatakan bahwa ada dua proses yang bertanggungjawab atas cara anak menggunakan dan mengadaptasi skema mereka: asimilasi dan akomodasi.
1. Asimilasi tedadi ketika seorang anak memasukkan pengetahuan baru kedalam pengetahuan yang sudah ada. Yakni, dalam asimilasi, anak mengasimilasikan lingkungan ke dalam suatu skema.
2. Akonodasi terjadi ketika anak menyesuaikan diri pada informasi baru. Yakni, anak menyesuaikan skema mereka dengan lingkungannya.
Piaget juga mengatakan bahwa untuk memahami dunianya, anak-anak secara kognitif mengorganisasikan pengalaman mereka. Organisasl adalah konsep piaget yang berarti usaha mengelompokkan perilaku yang terpisah-pisah ke dalam urutan yang lebih teratur, ke dalam sistem fungsi Kognitif. Setiap level pemikiran akan diorganisasikan. Perbaikan terus-menerus terhadap organisasi ini adalah bagian inheren dari perkembangan. Dengan cara yang sama, anak-anak terus mengintegrasikan dan mengkoordinasikan banyak cabang pengetahuan lainnya yang sering kali berkembang secara independen. Organisasi terjadi di dalam tahap perkembangan.
Menurut Piaget, semakin banyak informasi tidak membuat pikiran anak semakin maju. Kualitas kemajuan berbeda-beda. Tahapan Piaget itu adalah:
1. Tahap sensorimotor
Tahap ini, yang berlangsung sejak kelahiran sampai sekitar usia dua tahun, adalah tahap Piagetian pertama. Dalam tahap ini, bayi menyusun pemahaman dunia dengan mengoordinasikan pengalaman indra (sensory) mereka (seperti melihat dan mendengar) dengan gerakan motor (otot) mereka (menggapai, menyentuh dan karenanya diistilahkan sebagai sensorimotor. pada awal tahap ini, bayi memperlihatkan tak lebih dari pola reflektif untuk beradaptasi dengan dunia. Menjelang akhir tahap ini, bayi menunjukan sensorimotor yang lebih kompleks.
2. Tahap pra-operosional
Tahap ini adalah tahap Piagetian kedua. Tahap ini berlangsung kurang lebih mulai dari usia dua tahun sampai tujuh tahun ini adalah tahap pemikiran yang lebih simbolis ketimbang pada tahap sensorimotor tetapi tidak melibatkan pemikiran operasional Namun, tahap ini lebih bersifat egosentris dan intuitif ketimbang logis.
3. Tahap Operasional Konkret
Ini adalah tahap perkembangan kognitif piagetian ketiga, dimulai dari sekitar umur tujuh tahun sampai sekitar sebelas tahun. Pemikiran operasional konkret mencakup penggunaan operasi. penalaran logika menggantikan penalaran intuitif tetapi hanya dalam situasi konkret. Kemampuan menggolong-golongkan sudah ada, tetapi belum bias memecahkan problem-problem abstrak.
4. Tahap Operasional Formal
Tahap ini yang muncul pada usia tujuh sampai lima belas tahun, adalah tahap keempat menurut Piaget dan tahap kognitif terakhir. Pada tahap ini individu sudah memikirkan pengalaman di luar pengalaman konkret, dan memikirkannya secara lebih abstrak, idealis, dan logis.
1. Tahap sensorimotor
Tahap ini, yang berlangsung sejak kelahiran sampai sekitar usia dua tahun, adalah tahap Piagetian pertama. Dalam tahap ini, bayi menyusun pemahaman dunia dengan mengoordinasikan pengalaman indra (sensory) mereka (seperti melihat dan mendengar) dengan gerakan motor (otot) mereka (menggapai, menyentuh dan karenanya diistilahkan sebagai sensorimotor. pada awal tahap ini, bayi memperlihatkan tak lebih dari pola reflektif untuk beradaptasi dengan dunia. Menjelang akhir tahap ini, bayi menunjukan sensorimotor yang lebih kompleks.
2. Tahap pra-operosional
Tahap ini adalah tahap Piagetian kedua. Tahap ini berlangsung kurang lebih mulai dari usia dua tahun sampai tujuh tahun ini adalah tahap pemikiran yang lebih simbolis ketimbang pada tahap sensorimotor tetapi tidak melibatkan pemikiran operasional Namun, tahap ini lebih bersifat egosentris dan intuitif ketimbang logis.
3. Tahap Operasional Konkret
Ini adalah tahap perkembangan kognitif piagetian ketiga, dimulai dari sekitar umur tujuh tahun sampai sekitar sebelas tahun. Pemikiran operasional konkret mencakup penggunaan operasi. penalaran logika menggantikan penalaran intuitif tetapi hanya dalam situasi konkret. Kemampuan menggolong-golongkan sudah ada, tetapi belum bias memecahkan problem-problem abstrak.
4. Tahap Operasional Formal
Tahap ini yang muncul pada usia tujuh sampai lima belas tahun, adalah tahap keempat menurut Piaget dan tahap kognitif terakhir. Pada tahap ini individu sudah memikirkan pengalaman di luar pengalaman konkret, dan memikirkannya secara lebih abstrak, idealis, dan logis.
Sumber Referensi :
Crain, W.C. (1985). Theories of Development, Concepts and Aplications 3th Edition. New Jersey: Prentice-Hall.
Santrock, John.W. 2007. Psikologi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Prenada Group.
Rifa’I, A., Anni C.T. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES Press.
Santrock, John.W. 2007. Psikologi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Prenada Group.
Rifa’I, A., Anni C.T. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES Press.
created by Rita Kurniawati, dkk
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar